Turbocharger, Tentu kita sering mendengar istilah ini bukan?. Pada pembahasan sebelumnya, kita sudah membahas tentang masalah apa saja yang terjadi jika excess air ratio pada mensin Anda terlalu rendah. Untuk itu bagaimanakah cara meningkatkan excess air ratio suatu engine?
Jumlah udara yang dihisap kedalam cylinder engine ditentukan sesuai piston stroke (piston displacement) di dalam cylinder, sehingga ada batasan jumlah fuel yang dapat dibakar sesuai udara yang masuk ke dalam cylinder. Jika fuel yang di-injection-kan lebih banyak dari limit, kelebihan fuel justru akan menyebabkan incomplete combustion, yang menghasilkan black exhaust gas dan kenaikan exhaust temperature, tetapi tanpa terjadi kenaikan output power engine.
Total engine displacement dihitung dengan mengkalikan piston displacement satu cylinder dengan jumlah cylinder. Sedangkan piston displacement satu cylinder dihitung dengan mengkalikan luas penampang (crosssectional area) cylinder dengan piston stroke.
Sehingga engine ber-large piston displacement dapat menhisap udara yang lebih banyak daripada engine ber-small piston displacement, dan lebih banyak fuel yang dapat di injectionkan, untuk menghasilkan power yang lebih besar. Tetapi meskipun piston displacement engine besar, jika jumlah fuel injection dikurangi, output powernya tentu saja akan turun.
Pada naturally aspirated diesel engine untuk alat berat, maximum power untuk setiap 1000 cm3 piston displacement adalah sekitar 7,4 – 12,5 kW (10 – 17 PS).
Jika ingin menghasilkan power yang lebih besar dari power seharusnya yang sesuai dengan besamya piston displacement, tidak cukup dengan menghisap udara ke dalam combustion chamber, tetapi harus memasukkan lebih banyak udara ke dalamnya. Jika hal ini yang dilakukan, dapat memungkinkan untuk membakar lebih banyak fuel yang sebanding dengan kenaikan jumlah Air Intake, sehingga output power akan meningkat.
Methode menekan masuk udara ke dalam combustion chamber disebut supercharging. Satu contoh device yang digunakan untuk menekan udara adalah turbocharger.
Pada high altitude (dataran tinggi), density – tingkat kepadatan udara menjadi lebih rendah, jika dibandingkan dengan low altitude. Berat udara dengan volume yang sama akan lebih ringan. Pada low altitude, 1 liter udara : 1,2 gram, tetapi pada 3800 m, beratnya hanya 0,77 gram.
Oleh karena itu, jika engine yang dirancang untuk low altitude, digunakan pada high altitude, akan terjadi kekurangan udara, yang menghasilkan penurunan power, peningkatan black exhaust smoke, dan kenaikan exhaust temperature.
Hal tersebut karena Excess Air ratio-nya berkurang. Tetapi pada engine yang excess air ratio-nya lebih banyak, maka efek dan problem diatas dapat dihindari. Fuel adjustment yang diperlukan pada high altitude berbeda sesuai dengan setiap engine model, dan meski model-nya sama juga berbeda sesuai dengan setting maximum output.
Pada umumnya, fuel adjustment dilakukan untuk ketinggian diatas 1000m, tetapi pada beberapa engine yang dilengkapi turbocharger, tidak memerlukan fuel adjustment sampai dengan ketinggian 3000m.