Sebelum kita membedakan antara MTBS dan MTBF, kita wajib agree atau sama-sama setuju dulu dengan apa yang dimaksud dengan MTBF dan MTBS. Karena memang banyak yang masih belum mengerti tentang perbedaan keduanya. Sama seperti PA dan MA, perbedaannya dimana?
Arti MTBF (Mean Time Between Failure) itu sendiri sangat bergantung kepada terminologi kata “Failure”. Apa sih yang dimaksud failure disini?
Dalam berbagai literatur sering disebut bahwa yang dikategorikan failure adalah sebuah kegagalan komponen yang membuat sebuah sistem tidak berfungsi. Di literatur yang lain dikatakan bahwa sebuah keadaan abnormal dalam sebuah sistem tapi masih dapat dipertahankan sampai batas waktu tertentu.
Sehingga sistem tetap bekerja dengan kondisi abnormal tersebut, maka tidak dikategorikan sebagai sebuah kegagalan atau failure. Lebih lanjut dikatakan bahwa scheduled maintenance atau PM service tidak dikategorikan sebagai sebuah failure atau kegagalan.
Jadi perbedaannya dimana?
Dari uraian sebelumnya bisa disimpulkan bahwa MTBF itu hanya menghitung waktu tempuh rata-rata antara kegagalan dengan mengecualikan shutdown event yang dikarenakan oleh PM Service atau scheduled maintenance yang sudah terjadwal.
Disini letak perbedaannya dengan MTBS, dimana setiap jenis event shutdown yang mengakibatkan unit tersebut berhenti beroperasi. Baik karena kegagalan sistem atau yang diinisiasi oleh team maintenance. Maka akan dianggap sebagai sebuah shutdown kecuali jika event tersebut dilakukan di opportune time. Agree?
Nah, kenapa banyak perusahaan yang lebih memilih menggunakan MTBS dibandingkan MTBF sebagai indikator performa utama?
Bisa jadi karena untuk project yang every minute counts, every tonnage counts and every fuel drop counts, maka setiap event shutdown yang mengakibatkan loss harus memiliki reason, dan salah satu reason yang akan dicantumkan adalah “unit breakdown”. Entah itu planned atau unplanned, scheduled atau unscheduled selama unit itu berhenti berproduksi maka harus terhitung sebagai sebuah loss dalam produksi.