You are currently viewing 2 Penyebab Kerusakan Komponen Hydraulic

2 Penyebab Kerusakan Komponen Hydraulic

Kerusakan pada komponen hydraulic tentu sering kita jumpai saat melakukan aktifitas perawatan alat berat. Dan ada beberapa komponen yang tentunya memiliki cost perbaikan yang tinggi, seperti main pump, control valve ataupun cylinder hydraulic. Apa sajakah yang dapat menyebabkan kerusakan komponen hydrauli tersebut?

Berikut adalah 2 faktor penyebab utama kerusakan pada komponen hydraulic unit alat berat :

1. Kualitas Kebersihan Oli Hydraulic

Kebersihan oli hydraulic menjadi kunci dari awet nya komponen hydraulic. Adanya kontaminasi di dalam oli hydraulic menyebabkan tergoresnya komponen yang bergesekan terus menerus, hal ini yang menyebabkan scratch pada cylinder , control valve dan main pump.

Jika sudah mengalami scratch / tergores maka akan terjadi namanya internal leaks ( kebocoran dalam komponen ) hal ini menyebabkan trouble hydraulic low power dan panas oli hydraulic akan meningkat. Pertanyaan nya, mengapa bisa mengakibatkan hydraulic low power ? karena oli akan bocor melewati di sela sela bagian yang scratch , sehingga oli tidak meneruskan tenaga secara maksimal.

Contoh : jika housing cylinder hydraulic scracth, maka pergerakan rod cylinder akan lambat karena oli yang menekan piston, sebagian akan bocor di samping sela sela ruang scracth tadi, kemudian terkontaminasinya oli hydraulic akan menyumbat lubang kecil ( oriffice ) pada control valve, sehingga kerja control valve akan terhambat dan sirkulasi oli kurang lancar pada valve.

Untuk membuat oli hydraulic tetep terjaga kebersihannya dengan cara :

  1. Lakukan penggantian semua filter hydraulic (line filter, return filter, drain filter) secara teratur sesuai rekomendasi dari factory pembuat unit. Misal setiap 1000 jam kerja unit.
  2. Lakukan penggantian oli hydraulic secara teratur, ingat : saat unit beroperasi pasti akan mengalami keausan komponen yang larut bersama oli hydraulic, sehingga oli hydraulic akan kotor.
  3. Lakukan flushing, oli hydraulic disirkulasikan di luar system dan disaring dengan saringan di luar oli hydraulic setiap service.
Baca Juga :  Letak Dan Fungsi Drill Feed Panel DM45

2. Temperature Hydraulic System.

Mengapa temperature hydraulic system yang tinggi menyebabkan komponen hydraulic cepat rusak? temperature kerja yang baik pada system hydraulic adalah tidak lebih dari 80°C, jika lebih maka material komponen akan cepat mengalami kerusakan akibat kelelahan bahan ( fatique fracture ). kita tahu komponen hydraulic berasal dari bahan :

  • Karet, plastik (bahan dari seal cylinder,oring control valve , hose hydraulic) jika temperature oli hydraulic y misal 90 – 100°C maka plastik sama seal (seal & oring ) akan cepat mengalami getas dan mudah patah, sehingga terjadi trouble kebocoran oli, cylinder bocor dan turun dengan sendirinya (drifting).
  • Besi, kuningan, komponen main pump dan yang lainnya, jika terkena panas yang tinggi terus akan mengakibatkan perubahan bentuk dan memuai. Sehingga dapat juga menyebabkan gesekan gesekan yang berat sehingga laju keausan inner part nya semakin cepat. Hal ini dapat menyebabkan internal leaks yang besar pada komponen main pump, control valve.

Maka dapat disimpulkan, menjaga temperature hydraulic di bawah 80°C adalah cara yang baik untuk mencegah kerusakan komponen akibat overheating pada oli hydraulic.

Cara Menjaga Temperature Hydraulic

  1. Rajin mencuci oli cooler hydraulic , karena komponen yang untuk mendinginkan oli hydraulic adalah oli cooler hydraulic, bersihkan fin dan core nya. Cara untuk mengetahui core ( tube ) oli cooler hydraulic buntu atau tidak adalah sebagai berikut :
    Ukur dengan thermometer digital pada bagian upper tank dan lower tank oil cooler hydraulic. Standard temperature nya selisih upper dan lower tank tidak lebih dari 10°C. Jika temperature upper dikurangi temperature lower lebih dari 10°C,kemungkinan core ( tube ) oil cooler mengalami kebuntuan.
  2. Pastikan kipas pendingin oil cooler berputar dengan baik (jika unit yang memakai V-Belt, pastikan belt tidak slip. Jika unit yang memakai fan motor, maka ukur fan speednya sesuai dengan standard, sekitar 1125 rpm saat high idle.
  3. Segera lakukan perbaikan jika terjadi kebocoran pada control valve ,cylinder dan main pump. Karena kebocoran juga penyumbang panas berlebih dalam system hydraulic.
Baca Juga :  Fungsi Dan Cara Kerja Arm, Boom Throttle Valve

sumber : http://hartono-exca.blogspot.com